banner 728x250
Berita  

Samri Soroti Dampak Lonjakan Harga LPG Non-Subsidi di Samarinda

banner 120x600
banner 468x60

Gardamahakam.id – Masyarakat Samarinda kembali menghadapi tekanan ekonomi akibat melonjaknya harga LPG non-subsidi. Kenaikan harga yang signifikan membuat banyak warga, termasuk yang seharusnya menggunakan LPG 12 kg, beralih ke gas subsidi 3 kg atau gas melon, sehingga memperburuk kelangkaan gas melon di pasaran dan memicu antrean panjang di berbagai agen.

Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, menyoroti bahwa kenaikan harga LPG 12 kg yang kini mencapai Rp300 ribu per tabung menjadi beban berat bagi masyarakat.

banner 325x300

β€œKenaikan ini membuat daya beli masyarakat semakin tertekan, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah,” ujarnya, Kamis (06/02/2025).

Menurut Samri, permasalahan ini bukan hanya soal pasokan, tetapi juga akibat ketimpangan harga antara LPG subsidi dan non-subsidi. Saat ini, harga gas melon hanya Rp18 ribu per tabung, sedangkan LPG non-subsidi mencapai Rp50 ribu. Selisih harga yang terlalu besar membuat banyak orang lebih memilih gas subsidi meskipun seharusnya mereka tidak berhak menggunakannya.

β€œKalau harga LPG subsidi dan non-subsidi tidak terlalu jauh, pasti antrean ini tidak akan terjadi,” tegasnya.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa situasi ini membuka celah bagi pihak-pihak yang memanfaatkan kelangkaan LPG subsidi demi keuntungan pribadi. Jika tidak segera ditangani, kelangkaan gas melon akan semakin parah, menyulitkan warga miskin yang benar-benar membutuhkan.

β€œSelama harga masih tidak seimbang, selalu ada pihak yang memanfaatkan situasi ini. Banyak yang mengambil jatah masyarakat kurang mampu, menyebabkan gas langka dan harganya semakin mahal,” tambahnya.

Sebagai solusi, Samri mendesak pemerintah dan Pertamina untuk meninjau kembali kebijakan harga LPG agar tidak terlalu memberatkan masyarakat. Selain itu, pengawasan distribusi juga harus diperketat agar LPG subsidi benar-benar sampai kepada mereka yang berhak.

β€œPengawasan distribusi LPG subsidi harus lebih ketat agar tidak jatuh ke tangan yang salah, sementara harga LPG non-subsidi juga perlu dikaji ulang agar tidak semakin membebani warga,” pungkasnya.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *