Gardamahakam.id – Upaya Kota Samarinda untuk meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) menghadapi tantangan besar dengan masih tingginya jumlah anak jalanan (anjal). Keberadaan mereka di berbagai titik, khususnya di persimpangan lampu merah, tidak hanya mengganggu lalu lintas, tetapi juga membahayakan keselamatan mereka sendiri.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Anhar, menegaskan bahwa kondisi ini perlu segera ditangani agar visi Kota Layak Anak dapat terealisasi.
“Selama jumlah anak jalanan masih tinggi, upaya untuk mewujudkan Kota Layak Anak tentu akan sulit tercapai,” ujarnya.
Ia menyoroti perlunya tindakan lebih tegas dari instansi terkait dalam menertibkan anak-anak yang masih mencari nafkah di jalanan.
“Kami meminta agar instansi terkait, khususnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dapat lebih aktif melakukan pemantauan di lokasi-lokasi yang kerap dijadikan tempat anak jalanan meminta-minta atau mengamen di pinggir jalan,” ucapnya.
Menurut Anhar, faktor ekonomi yang sulit menjadi penyebab utama anak-anak turun ke jalan. Meskipun Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2017 telah melarang pemberian uang kepada mereka, kebijakan ini belum efektif dalam menekan angka anak jalanan.
“Kita tidak bisa menutup mata terhadap realitas yang ada. Kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat menjadi faktor utama yang menyebabkan masih banyaknya anak turun ke jalan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sebagai politikus Partai PDIP, ia berharap pemerintah tidak hanya fokus pada penertiban, tetapi juga mencari solusi yang lebih komprehensif agar anak-anak mendapatkan perlindungan serta akses pendidikan dan kesejahteraan yang lebih baik.
