Gardamahakam.id – Program pemerintah selalu menjadi sorotan, terutama ketika menyangkut kebijakan yang berdampak luas bagi masyarakat.
Salah satu program yang kini tengah menjadi perbincangan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari janji politiknya.
Meski bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak, pelaksanaannya menuai berbagai tanggapan, baik dukungan maupun kritik. Salah satu kritik datang dari berbagai kalangan yang menilai bahwa alokasi anggaran untuk MBG lebih baik dialihkan ke sektor lain yang lebih prioritas, seperti pendidikan.
Dorongan untuk mengalihkan dana MBG ke pendidikan juga mendapat dukungan dari Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra. Ia menilai bahwa anggaran makan gratis lebih baik dialokasikan untuk pendidikan gratis, karena makanan seharga Rp10-15 ribu per porsi belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak.
“Kalau itu pemerintah mau merevisi, makan siang gratis itu kita setuju dialihkan ke yang lain misalnya pendidikan gratis, itu lebih sepakat,” ujar Samri.
Ia menegaskan bahwa program MBG tidak boleh mengorbankan hak masyarakat di sektor lain, terutama pendidikan, yang seharusnya tetap menjadi prioritas utama pemerintah.
Selain itu, Samri juga berharap agar program pendidikan gratis di Kalimantan Timur, yang merupakan bagian dari visi dan misi gubernur serta wakil gubernur terpilih, bisa segera terealisasi untuk membantu masyarakat.
“Pendidikan bukan hanya soal bayar sekolah. Tapi soal buku, seragam, kan perlu biaya. Bagus dialihkan ke sana saja dana MBG,” pungkasnya.